Tips Menggunakan Solar Panel di Rumah [Update 14 December 2022]
Saya semakin sering melihat rumah pribadi menggunakan solar panel, dan juga mendengar baik rekan maupun keluarga yang tertarik untuk menggunakan solar panel. Selain karena harga solar panel yang sudah semakin ekonomis, juga karena semakin meningkatnya kesadaran kita mengenai pentingnya menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.
Sebagai salah seorang pengguna solar panel, saya ingin membagikan tips ketika memilih, memasang, dan menggunakan solar panel di rumah. Salah satu bagian penting adalah tracking bulanan tagihan dari PLN, yang saya lengkapi dengan data dari solar panel. Hal ini akan membantu rekan-rekan melihat bagaimana solar panel bisa mengurangi penggunaan listrik di rumah. Karena itu, setiap bulan, artikel ini akan saya update dengan data terbaru, termasuk juga tips terbaru yang saya dapatkan.
Memilih Jenis Sistem Solar Panel
Pada dasarnya, ada 2 jenis sistem solar panel yang tersedia:
- On-grid. Dengan sistem on-grid, sistem solar panel langsung terhubung ke PLN. Produksi solar panel yang tidak digunakan akan diekspor ke PLN.
- Pros: sistem tidak kompleks karena tidak menggunakan baterai.
- Cons: ketika listrik putus dari PLN, maka listrik di rumah tetap mati, walaupun di siang hari.
- Off-grid/hybrid. Dengan sistem off-grid ataupun hybrid, sistem solar panel memiliki tambahan baterai untuk menyimpan listrik yang tidak digunakan.
- Pros: ketika listrik putus dari PLN, maka listrik di rumah tetap hidup dari solar panel (di siang hari) atau dari baterai (di malam hari), selama kapasitas mencukupi. Baterai juga akan memberikan listrik jika dibutuhkan di malam hari, selama kapasitas mencukupi.
- Cons: sistem jadi lebih kompleks karena ada baterai yang membutuhkan perawatan dan penyimpanan.
Saya saat ini menggunakan sistem on-grid.
Memilih Penyedia Solar Panel
Ini mungkin bagian paling sulit 😊 Ada yang bilang, semakin banyak pilihan justru semakin bingung. Dengan makin besarnya minat pengguna solar panel dan semakin turunnya harga, maka semakin banyak juga perusahaan penyedianya. Tips dari saya adalah jangan tergoda untuk membandingkan ROI (Return on Investment), karena perhitungan ROI akan banyak menggunakan asumsi, yang belum tentu tepat untuk kondisi rumah anda (kemiringan atap, arah atap, kondisi cuaca tahunan, dll).
Sebaiknya perhatikan perhatikan hal-hal berikut:
- Komponen yang digunakan, terutama solar panel dan inverter. Cari di internet dan pastikan merk yang digunakan berkualitas baik.
- Total harga, tentu saja 😊
- Layanan yang diberikan oleh perusahaan, seperti garansi, servis rutin (solar panel harus sering dibersihkan), aplikasi/website untuk memonitor sistem solar panel, dll.
- Portfolio perusahaan, sudah pernah pasang di mana saja.
Saya pribadi menggunakan SolarKita. Selain karena kenal dengan founder-nya 😊, mereka memberikan website untuk memonitor sistem solar panel, yang membantu saya menghasilkan data yang tercantum di akhir artikel ini. Tentu saja mereka juga menggunakan komponen yang baik, garansi, portfolio yang lumayan banyak, dan saya bandingkan harganya tidak jauh berbeda dari penawaran lain.
Memastikan Kondisi Atap
Satu kesalahan yang saya lakukan adalah tidak mengecek terlebih dahulu kondisi atap sebelum melakukan pemasangan solar panel. Akibatnya terjadi kebocoran yang cukup sulit untuk dicari sumbernya. Saya sangat menganjurkan rekan-rekan untuk konsultasi dengan kontraktor atap terlebih dahulu. Misalnya dengan kontraktor yang dulu membangun atap, atau mencari kontraktor yang menyediakan jasa pemeriksaan atap. Libatkan juga kontraktor atap tersebut ketika solar panel dipasang, untuk memastikan tidak menimbulkan kebocoran.
Mengenai posisi, lokasi, dan arah solar panel biasanya akan ditentukan oleh penyedia solar panel. Mereka akan melakukan survei terlebih dahulu. Posisi dan arah solar panel akan sangat menentukan produksi listrik nantinya.
Mendapatkan Tagihan Rutin dari PLN
Seperti biasa, hal yang seharusnya jadi bagian paling mudah ternyata justru bisa jadi bagian paling membingungkan 😊 Karena saya memilih menggunakan solar panel on-grid (terhubung dengan PLN dan tanpa baterai), maka meteran listrik akan diganti dengan meteran ekspor-impor. Ketika produksi solar panel lebih dari penggunaan, maka sisa produksi akan diekspor ke PLN dan akan mengurangi tagihan listrik kita. Untuk mendapatkan rinciannya (berapa ekspor, berapa impor, dll) maka kita perlu mendapatkan rincian tagihan bulanan dari PLN.
Pihak SolarKita sudah membantu untuk mengurus ke PLN, tapi ternyata gagal 😊 Dibilang harus pelanggan “premium” (yang tidak bisa dijelaskan artinya apa), padahal biasanya di tempat lain bisa. Saya coba hubungi lewat telepon (Call Center 123), saya diminta ke kantor PLN. Saya coba urus sendiri dengan datang ke kantor PLN, tapi hanya diminta isi formulir dan kemudian tidak pernah dihubungi lagi 😊 Kebetulan saya membaca berita, Direktur PLN menyebutkan masyarakat bisa mendapatkan tagihan listrik melalui email.
Akhirnya saya mengirimkan email ke PLN (pln123@pln.co.id), dan langsung dibalas untuk mendapatkan Nomor Pelanggan dan Email, dan beres, saya langsung terdaftar. Setelahnya, setiap bulan saya menerima rincian tagihan dari PLN di email secara otomatis 😊
Data dari tagihan PLN ini saya gabungkan dengan data solar panel dari website SolarKita, dan saya tampilkan di akhir artikel ini. Data ini akan saya update setiap bulan.
Mengoptimalkan Penggunaan Listrik di Rumah
Menggunakan solar panel on-grid membutuhkan perubahan perilaku penggunaan listrik di rumah. Kenapa? Kita harus ingat 2 hal ini:
- Produksi listrik dari solar panel yang tidak digunakan akan diekspor ke PLN, tapi hanya diberi harga 65% dari harga listrik PLN. Ini adalah ketentuan dari PLN.
- Solar panel hanya memproduksi listrik ketika ada matahari.
Kedua hal ini mengharuskan kita memaksimalkan penggunaan listrik di rumah di siang hari, khususnya mendekati tengah hari (jam 12 siang) ketika matahari ada di puncak. Produksi listrik dari solar panel akan mencapai puncak di tengah hari, sehingga kita juga harus mengusahakan penggunaan listrik sedekat mungkin dengan jam tersebut.
Berikut adalah beberapa tips dari pengalaman kami sehari-hari:
- Masak nasi mendekati jam 12 siang. Jadi sarapan pagi menggunakan nasi sisa hari sebelumnya.
- Mencuci pakaian (dengan mesin cuci) jangan terlalu pagi. Tunggu sampai pukul 7 atau 8 pagi. Idealnya sebenarnya mendekati jam 12 siang, tapi nanti takutnya sudah kehabisan sinar matahari untuk menjemur. Kalau memang biasanya pakaian sudah cukup kering selesai dari mesin cuci dan tidak perlu dijemur, maka dekatkan saja ke jam 12 siang.
- Masak-memasak yang menggunakan listrik (kompor listrik, oven listrik, air fryer, dll) dilakukan mendekati jam 12 siang. Atau kalau tidak bisa, ya usahakan dilakukan ketika ada matahari, bukan di sore/malam hari.
- Atur juga waktu menyetrika di siang hari.
- Apabila menggunakan penampungan air (torent) yang dilengkapi pompa tarik/hisap, gunakan saklar otomatis dengan timer untuk mengatur agar pompa tidak hidup di malam hari. Waktu yang optimal tentunya berbeda untuk setiap rumah karena pola penggunaan air yang pasti berbeda. Harap dicatat bahwa ini berlaku untuk pompa tarik/hisap saja, bukan pompa dorong (dari torent ke keran) yang tentunya harus tetap hidup ketika dibutuhkan.
Data Penggunaan Listrik dari PLN dan Solar Panel
Data-data ini didapatkan dengan menggabungkan data dari tagihan PLN dan dashboard SolarKita, dan di-update setiap bulan (setiap ada tagihan baru dari PLN).
ROI
- Metode penjumlahan: 10 tahun 4 bulan
- Metode NPV (rate 3%): 12 tahun 4 bulan
Pemakaian, Tagihan, dan Penghematan
- Pemakaian = (Impor PLN + Pemakaian Solar Panel) x tarif KWh PLN
- Pemakaian Solar Panel = Produksi Solar Panel – Ekspor PLN
- Tagihan = Tagihan PLN
- Penghematan = Pemakaian – Tagihan
Solar Panel: Produksi, Konsumsi, Ekspor
- Produksi = Produksi Solar Panel
- Ekspor = Ekspor PLN
- Konsumsi = Produksi – Ekspor
Penggunaan Listrik: PLN vs Solar Panel
- PLN = Impor PLN
- Solar Panel = Produksi Solar Panel – Ekspor PLN
- Konsumsi = PLN + Solar Panel