G.I. Joe: The Rise of Cobra
Hari Sabtu lalu, kami berenam (aku, Eva, Wiwi, Binsar, Tesa, Ijos) nonton G.I. Joe: The Rise of Cobra di Plaza Senayan XXI. Melihat trailernya, mudah berasumsi bahwa film ini akan menjadi another action movie yang akan lebih banyak action nya (tembak-menembak, kejar-kejaran, dst) tanpa terlalu banyak cerita.
Well, sepertinya film ini memang tidak bisa disamakan dengan film action lain. Memang benar, adegan action nya banyak sekali, mulai dari tembak-menembak, kejar-kejaran, one-on-one sword-blade fight, dst. Ditambah lagi dengan penggunaan “near future” technology, seperti baju kamuflase, nanomites (yang mungkin berasal dari kombinasi “dynamite” dan “nano-technology”), accelerator suite, shock-wave gun, dst. Tapi, ceritanya juga bagus, dan memberikan cukup banyak latar belakang para tokoh, pertentangan antar tokoh, hubungan antar mereka, dll. Bahkan film ini tidak menggunakan banyak basa-basi dalam alur ceritanya. Penonton dianggap cukup pintar untuk mengambil kesimpulan sendiri bagaimana cerita2 di luar layar berjalan. Misalnya, ketika Ana tiba2 mendapat kilasan2 ingatan, tidak perlu ada penjelasan rinci mengenai mengapa itu bisa terjadi, krn kita bisa menebak sendiri artinya.
Rekomendasi? Very very highly recommended!