Angels and Demons
Setelah sukses besar menuai kontroversi (dan tentunya jumlah penonton) untuk film The DaVinci Code, Robert Langdon kembali muncul dalam film Angels and Demons. Dalam versi novelnya, sebenarnya Angels and Demons terjadi lebih dahulu sebelum The DaVinci Code. Tapi memang, Angels and Demons baru banyak dibaca orang setelah The DaVinci Code terkenal (karena kontroversi nya). Jadi, rasanya cukup wajar pembuat film ini membuat urutan yang berbeda dari novelnya. Bagaimanapun juga, film The DaVinci Code memang keluar lebih dulu daripada Angels and Demons.
Selain masalah urutan, film Angels and Demons juga banyak berbeda dari versi asli novelnya. Sebagai contoh, dalam novelnya, Robert Langdon terlebih dahulu terbang ke CERN di Swiss sebelum menuju Roma. Sementara di filmnya, dia langsung terbang ke Roma. Hasil akhir dari pembunuhan para kardinal juga berbeda, juga hasil pemilihan Paus. Supaya tidak mengganggu yang belum menonton, saya tidak akan memunculkan lebih banyak detail 🙂
Biasanya saya tidak setuju dengan perubahan besar interpretasi dari novel ke film. Tapi, kali ini saya sangat setuju. Novel Angels and Demons, sama seperti The DaVinci Code, sangat kental nuansa “anti Kristen” nya, atau lebih tepatnya, “anti Katolik”. Dengan perubahan yang dilakukan di versi film, Angels and Demons justru berhasil menunjukkan sisi lain dari kekristenan, yang justru bisa berjalan sangat baik bersama dengan ilmu pengetahuan. Gereja Katolik juga ditunjukkan lebih progresif, berbeda dari versi novelnya.
Rekomendasi? Tentu saja sangat direkomendasikan. Tidak akan menyesal menonton film ini, baik Anda yg sudah menonton film The DaVinci Code atau tidak, baik Anda yang sudah membaca novel aslinya ataupun tidak. Salah satu film interpretasi novel terbaik yang saya pernah baca dan tonton.